Tampilkan postingan dengan label peternak layer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label peternak layer. Tampilkan semua postingan

Dua Ribu Ton Jagung Diberikan Untuk Peternak Ayam Kendal Dan Solo

Ilustrasi jagung (Foto; Pixabay)

Sebanyak dua ribu ton jagung disalurkan untuk seluruh peternak ayam petelur di Kabupaten Kendal dan Solo. Direktorat Jenderal Pertanian dan Kesehatan Hewan bersama Bulog eksklusif turun menyerahkan bantuan.

Seperti isu yang dirangkum dari suaramerdeka.com, Selasa (29/1/2019) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan derma tersebut sanggup membantu para peternak ayam untuk mendapat pakan dengan harga terjangkau. Sementara, untuk tempat di Jateng yang menjadi lumbung jagung, sanggup dengan intervensi dari kepala tempat masing-masing.

“Jeritan dari para peternak itu ialah jagung. Kemarin aku bertemu dengan para peternak ayam secara informal, dan mereka memberikan jagungnya masih kemahalan. Maka, kita perlu untuk segera mencari dan mendukung para peternak ini, biar harga ternaknya juga tidak tinggi. Nah, sementara posisi luar negeri itu memang murah dan kini yang diperlukan ialah ada di mana jagung di dalam negeri ini. Termasuk yang di Jawa Tengah, maka di Grobogan masih ada atau tidak,” kata Ganjar, dilansir dari Radio Idola.

Dua tempat di Jateng yang merupakan pusat produksi peternakan ayam mmperoleh derma pakan ternak berupa jagung. Kabupaten Kendal mendapat 160 ton dan Solo Raya 140 ton di tahap pertama.

Bantuan itu diberikan, untuk memfasilitasi pemenuhan jagung bagi peternak berdikari hingga final Februari 2019 mendatang. (Inf/suaramerdeka.com)


Sumber http://infovet.blogspot.com/

Peternak Unggas Blitar: Kebijakan Kementan Pro Rakyat

Foto: Dok. Kementan


Sukarman, pengurus PPRN (Paguyuban Peternak Rakyat Nasional) sekaligus Ketua Koperasi Putra (Koperasi Peternak Unggas Sejahtera) Blitar menuturkan, kebijakan Kementerian Pertanian ketika ini dirasakannya berdampak terhadap keberlangsungan usahanya.  

“Blitar mempunyai 4.200 peternak dengan populasi ayam layer sekitar 19 juta ekor dan produksi telur mencapai 650 ton per hari,” demikian disebutkan Sukarman, Selasa (27/11/2018) di Blitar.

Menurutnya selama ini peternak di Blitar merasa banyak dibantu oleh Kementerian Pertanian (Kementan), dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH).

"Saat harga telur jatuh pada tahun 2017 hingga mencapai Rp.13.500,- Kementan eksklusif datang, bahkan Dirjen PKH atas kode Bapak Mentan tiba sendiri hingga 3 kali ke Blitar", sebutnya.

Lanjut dia, Sukarman menjelaskan bahwa untuk mengatasi penurunan harga telur tersebut, Kementan mengundangnya ke Jakarta dan dilibatkan dalam penyusunan kebijakan perunggasan di sektor hulu hingga terbit Permentan 32 tahun 2017.

"Untuk mengakomodir bunyi kami, Kementan merevisi Permentan sebelumnya menjadi Permentan No. 32 tahun 2017, dimana dalam Permentan tersebut diatur pembagian DOC layer, dimana peternak berdikari mendapat DOC 98% dan integrator cuma 2%, bahkan integrator dilarang menjual telur di pasar becek", ungkap Sukarman.

Imbuhnya, produksi telur sebelumnya agak buruk alasannya ialah banyak ayam yang afkir, hingga harga telur sesudah lebaran kembali mengalami penurunan sekitar Rp.15.500 - Rp. 16.000,-.

Menyikapi hal ini Dirjen PKH kembali turun ke lapangan dan menghimbau supaya ayam yang sudah tidak berproduksi untuk diafkir. "Saat ini yang berproduksi ialah ayam-ayam muda dan sudah berproduksi maksimal", ungkap Sukarman.

Dalam dua ahad ini, kata Sukarman, harga telur ayam telah membaik yaitu berkisar antara Rp 19.500-Rp 20.000, sebelumnya sekitar Rp 16.000,-.

"Harga ketika ini sudah sesuai dengan harga contoh yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui Permendag No 96 Tahun 2018 yakni Rp 18.000,- hingga Rp 20.000,-", ucap Sukarman.

Menambahkan, kalau jumlah anggota koperasinya ketika ini ada 350 peternak, sedangkan anggota dari assosiasi PPRN banyak sekali. Rata-rata kepemilikan ayamnya 3.000 - 10.000, bahkan ada yang ratusan ribu.

Saat ini, PPRN juga berhubungan dengan DKI Jakarta melalui MoU yang ditandatangani antara Bupati Blitar dan Gubernur DKI Jakarta.

"Kami akan mensuplai telur ayam ke Food Station sebanyak 150.000 ton hingga 200.000 ton per bulan", terangnya.

Foto: Dok. Kementan

Selain itu juga Blitar ketika ini sedang membangun kerjasama dengan Kabupaten Majene untuk mensuplai telur, dan sebaliknya Kabupaten Majene akan mensuplai jagung ke Blitar.

Blitar merupakan basis terbesar produksi unggas dan produk turunannya di tingkat nasional. Sebanyak 4.321 keluarga di sana terlibat aktif dalam peternakan unggas layer (petelur). Di sana mereka memenuhi kebutuhan pakan unggas berupa jagung dan tanaman pangan lainnya secara berdikari dari pertanian lokal. Dari 7.600 ton produksi telur nasional, 40 persennya dihasilkan dari Jawa Timur. (Sumber: Rilis Kementerian Pertanian)




Sumber http://infovet.blogspot.com/