Kolaborasi Ditjen Pkh Dan Ami Bahas Tantangan Penyakit African Swine Fever (Asf)
Kolaborasi Ditjen Pkh Dan Ami Bahas Tantangan Penyakit African Swine Fever (Asf) - Kembali lagi di blog Modifamp, Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan artikel tentang Kolaborasi Ditjen Pkh Dan Ami Bahas Tantangan Penyakit African Swine Fever (Asf), dan admin telah menyiaplkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan pada Artikel african swine fever, Artikel AMI, Artikel babi, Artikel Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Artikel Peristiwa, yang kami tulis ini dapat dengan mudah anda pahami. baiklah, tidak usah berlama-lama selamat membaca.Judul : Kolaborasi Ditjen Pkh Dan Ami Bahas Tantangan Penyakit African Swine Fever (Asf)
link : Kolaborasi Ditjen Pkh Dan Ami Bahas Tantangan Penyakit African Swine Fever (Asf)
Baca juga
Kolaborasi Ditjen Pkh Dan Ami Bahas Tantangan Penyakit African Swine Fever (Asf)
Para pembicara workshop (Foto: Infovet/Bams) |
Lebih dari 150 orang dari kalangan peternak babi, perusahaan pakan, obat hewan, utusan dinas peternakan kesehatan hewan, perguruan tinggi, karantina binatang dan lembaga terkait lainnya menjadi akseptor workshop.
![]() |
Lebih dari 150 akseptor mengikuti workshop ASF. (Foto: Infovet/Bams) |
Acara workshop menghadirkan pembicara Drh Tri Satya Putri Naipospos PhD, Prof Dr drh Widya Asmara PhD, Prof Dr drh Ida Bagus Komang Ardana MKes (ADHMI), dan Drh. Andro Jati Kusuma (FAO ECTAD Indonesia).
“Kegiatan workshop ini diadakan dalam upaya menindaklanjuti munculnya wabah ASF di Republik Rakyat Tiongkok bulan Agustus lalu, sebagai salah satu langkah kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini untuk mencegah serta mengantisipasi menyebarnya biro penyebab ASF di Indonesia,” terang Fadjar.
“Kegiatan workshop ini diadakan dalam upaya menindaklanjuti munculnya wabah ASF di Republik Rakyat Tiongkok bulan Agustus lalu, sebagai salah satu langkah kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini untuk mencegah serta mengantisipasi menyebarnya biro penyebab ASF di Indonesia,” terang Fadjar.
Usai makan siang, acara dilanjutkan dengan Forum Asosiasi Monogastrik Indonesia (AMI) yang diikuti oleh anggota AMI dan beberapa utusan perusahaan maupun pemerintah. AMI ialah organisasi yang menghimpun pelaku perjuangan peternakan binatang monogastrik khususnya babi serta pelaku perjuangan pendukung serta kalangan ilmuwan. Organisasi ini didirikan oleh pelopor Dr. Rachmawati Siswadi dari Fakultas Peternakan Unsoed didukung oleh para pengurus ASOHI (Asosiasi Obat Hewan Indonesia) pada ketika itu antara lain H. Abdul Karim Mahanan, Drh. Tjiptardjo SE, Drh. Sri Dadi Wiryosuhanto, serta Bambang Suharno dari majalah Infovet.
Pada ketika berdiri, ditetapkan Dr. Rachmawati sebagai Ketua Umum AMI dan selanjutnya pada pemilihan pengurus tahun 2014 terpilih Dr. Sauland Sinaga (pakar babi dari Unpad) sebagai ketua umum dan Rachmawati sebagai penasehat. Kegiatan AMI antara lain menjembatani kepentingan pelaku perjuangan peternakan babi dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya. Adanya workshop dan lembaga ini, Ketua AMI Sauland Sinaga memberikan apresiasinya kepada pemerintah khususnya Direktorat Kesehatan Hewan yang dengan cepat merespon keresahan peternakan babi perihal bahaya masuknya ASF. Melalui jadwal ini para peternak maupun pihak terkait menjadi lebih paham langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah masuknya ASF.
Pada ketika berdiri, ditetapkan Dr. Rachmawati sebagai Ketua Umum AMI dan selanjutnya pada pemilihan pengurus tahun 2014 terpilih Dr. Sauland Sinaga (pakar babi dari Unpad) sebagai ketua umum dan Rachmawati sebagai penasehat. Kegiatan AMI antara lain menjembatani kepentingan pelaku perjuangan peternakan babi dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya. Adanya workshop dan lembaga ini, Ketua AMI Sauland Sinaga memberikan apresiasinya kepada pemerintah khususnya Direktorat Kesehatan Hewan yang dengan cepat merespon keresahan peternakan babi perihal bahaya masuknya ASF. Melalui jadwal ini para peternak maupun pihak terkait menjadi lebih paham langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah masuknya ASF.
Pada jadwal Forum AMI, Ketua AMI Dr Sauland Sinaga bertindak sebagai moderator didampingi Penasehat AMI Dr Rahmawati dan wakil dari pemerintah Drh Arif Wicaksono MSi (Kasubdit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan /P3H).
Forum AMI menghasilkan beberapa rekomendasi untuk pemerintah diantaranya perlunya kepastian aturan mengenai lokasi peternakan babi. Selain itu, peternak babi juga mengungkapkan kesulitannya dalam mendapat jagung untuk materi baku pakan. Situasi yang dialami para peternak babi ini sama menyerupai yang dirasakan peternak unggas self-mixer.
Mengenai tindak lanjut seminar, direncanakan akan diadakan kerjasama lanjutan antara Ditjen PKH khususnya Direktorat Kesehatan Hewan dengan AMI dalam membina peternak melalui jadwal training biosekuriti. (NDV/bams)
Sumber http://infovet.blogspot.com/
Demikianlah artikel kali ini tentang Kolaborasi Ditjen Pkh Dan Ami Bahas Tantangan Penyakit African Swine Fever (Asf)
dengan adanya artikel Kolaborasi Ditjen Pkh Dan Ami Bahas Tantangan Penyakit African Swine Fever (Asf) yang admin bagikan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan atau artikel menarik lainnya dan terimaksih telah berkunjung.
Anda sekarang membaca artikel Kolaborasi Ditjen Pkh Dan Ami Bahas Tantangan Penyakit African Swine Fever (Asf) dengan alamat link https://modifamp.blogspot.com/2006/04/kolaborasi-ditjen-pkh-dan-ami-bahas.html