Ponsel atau handphone masih menjadi barang glamor yang tidak semua orang bisa menggunakannya.

Tidak hanya ponselnya saja yang mahal tapi juga nomor SIM Card-nya juga mahal. Kalau kini SIM card di jual obralan dan orang pun bebas gonta-ganti sesuka hati.

Lain kalau dulu, harga SIM Card cukup mahal dan tidak ada isi pulsanya. Makara semisal kita membeli Perdana SIM Card seharga 50.000 Rupiah, itu belum ada pulsanya.

Kalau sekarang, kita beli 15.000 sudah isi pulsa dan paket internet juga. Begitu paketnya habis tinggal buang dan beli lagi, eits tapi jangan lupa di UNREG dulu sebelum dibuang.

Oke itu kalau kisah perihal kartu SIMnya, bagaimana dengan ponselnya.

Sepanjang jaman teknologi Monophonic hingga Polyphonic dengan ciri layar monochrome, brand NOKIA begitu menempel di para penggila Gadget kala itu hingga tak mengherankan bila harga jual handphone brand Nokia tidak mengecewakan tinggi di banding kompetiror, meskipun secara fitur, sama, atau bahkan lebih unggul milik pesaing.

Gonta ganti casing dengan beraneka warna dan motif, menjadi tren kala litu. Dan ponsel nokia yakni yang paling banyak pilihan model casingnya. Karena ponsel Nokia 3310, casingnya sanggup di lepas tanpa memakai dukungan obeng.

Makara sangat gampang sekali mengganti casingnya di banding handphone buatan brand lain yang meskipun bisa ganti casing, tapi harus membukanya memakai obeng dan bentuk mata obengnya adakala tidak lazim.

Dijaman Monophonic dan layar Monochrome ini, keasikan bermain handphone ada pada aktifitas membuat ringtone yang terbatas. Pada ponsel Nokia dan ponsel jadul pada umumnya, ada kode-kode not lagu yang harus diisikan untuk membuat ringtone yng diinginkan.

Kode-kode ini terbatas hanya beberapa karakter saja. Makara hanya sebagian Intro lagu saja yang bisa tercipta, tapi kala itu sangat menyenangkan, ketika mempunyai bunyi ringtone yang berbeda dari orang lain dan merupakan Intro lagu terkenal. Salah satu yang favorit yakni The Final Count Down.

Seiring berjalannya waktu, minat pasar mulai bergeser ketika tren dan teknologi handphone mulai berkembang dari adanya fitur kamera di ponsel hingga kemampuan ponsel memainkan musik MP3.

Dari sini pasar mulai bergeser dan brand Sony Erricson dengan handphone seri "W" nya yang mempunyai keunggulan dalam memutar music dan kualitas kamera yang baik mambuat pengguna ponsel kepincut.

Dan mulai ada kebutuhan gres pada ponsel yaitu kartu memory yang kapasitasnya masih sekitar 64, 128, atau 256 MB. Dan kemudian ada jasa baru yaitu jasa pengisian lagu yang ongkosnya dihitung perlagu.

Mengisi lagu ke handphone ketika itu tidaklah mudah. Karena faktanya pada ketika itu, setiap handphone mempunyai bentuk kabel data yang berbeda dan spesifik antara satu brand dan brand lainnya. Bahkan untuk seri ponsel berbeda meskipun dari satu merk, kabel datanya pun beda (contohnya ibarat kabel data Nokia DKU-5 yang berbeda peruntukannya dengan kabel data Nokia DKU-2).

Sehingga untuk mengisi lagu ke ponsel harus membeli kabel data khusus untuk brand ponsel tersebut, dan juga harus menginstal Driver kabel datanya plus software/aplikasi khusus yang diinstal ke komputer ibarat PC Suite.

Sudah begitu, ketika ponsel di konekkan pun kadang tidak eksklusif terdeteksi oleh komputer, jadi harus di coba beberapa kali. Sekalinya konek, jangan pernah menggeser atau menggoyangkan ponsel dan kabel datanya, kalau tidak malah bisa DC alias Disconnect.

Kemudian mulai ada teknologi Bluetooth yang sebelumnya hanya Inframerah yang mengharuskan ponsel saling berhadap-hadapan pada titik infra merah untuk bisa transfer file, begitu ponsel bergeser sedikit saja maka transfer filenya pun gagal, dan proses mengkonekannya lagi, butuh perjuangan dan kesabaran ekstra kerasss.

Oleh karenanya fitur inframerah pada ponsel sangat jarang sekali dipakai dan hanya sebagai aksesoris saja, sama halnya dengan fitur radio pada ponsel kebanyakan yang sangat jarang dimanfaatkan tapi tetap ada hingga sekarang.

Begitu ada Bluetooth, maka transfer file semakin gampang meskipun kala itu file yang bisa dikirim dan diterima masih sebatas MP3 dan gambar.

Kemudian pada suatu ketika Nokia menggebrak pasar dengan inovasinya membuat System Operasi gres pada ponsel yaitu Symbian, membuat ponsel buatan Nokia menjadi terlhat canggih dan elegan.

Handphone Symbian mempunyai kemampuan untuk di costumasi sesaui kenginan penggunanya. Dari mulai penambahan aplikasi hingga game dengan pilihan bermacam-macam membuat HP Symbian yang mulai terkenal pada NOKIA Seri 6600 semakin banyak dilirik.

Namun tetap pada ciri khas Nokia yakni pada harga yang tidak mengecewakan mahal untuk produk buatannya.

Persaingan pasar ponsel terus berlanjut hingga munculah brand gres yang lain dari pada yang lain, benar-benar anti-mainstream, yaitu handphone blackberry dengan hidangan andalannya yakni BBM (Blackberry Massenger) dan mengusung keyboard QWERTY.

HP Blackberry sangat terkenal diseluruh dunia menenggelamkan handphone brand lain termasuk Nokia. Saking ngetrennya, sampai-sampai ponsel brand lokal yang di kenal dengan istilah hape cina pun mulai berbondong-bondong menunjukkan hape QWERTY yang bentuknya ibarat dengan "BB" (sebutan untuk hape Blackberry), bahkan namanya pun dimirip-miripkan ibarat Blueberry.

Blackberry pun berada diatas angin, hingga operator pun terciprat untung alasannya yakni BBM harus memakai paket khusus, sehingga otomatis, operator seluler mempunyai ceruk pasar baru.

Dalam hal ini BBM harus memakai paket data khusus yang berbeda dengan paket data reguler.

Dalam perjalanan waktu dan semakin berkembangnya teknologi, tiba-tiba muncul handphone android yang di belakangnya ada nama besar Google. Dunia pun terpana dengan kecanggihan teknologi gres ini.

Tampil dengan layar berteknologi Touchscreen dan minim tombol fisik, banyak akomodasi yang di tawarkan oleh handphone android terkait costumisasi dan personalisasi perangkat yang digunakannya.

Semakin berkembang Versi OS Android dan semakin banyak aplikasi dan game yang sanggup menghibur dan membantu memudahkan penggunanya dalam beraktifitas dan berkomunikasi, semakin handphone ini menguasai pasar.

Dan risikonya BB pun karam bahkan BBM yang menjadi massenger andalan Blackberry pun risikonya sanggup dipakai di android.

System Operasi terus di update dengan nama-nama sesuai aksara dan mengambil dari nama camilan terkenal di seluruh dunia ibarat Jelly bean, Kit-kat, Oreo hingga Nougat.

Sebenarnya ada juga ponsel yang memakai "OS" lain ibarat Windows Phone yang memakai OS berbasis Windows dan Iphone OS dari Apple.

Namun kedua OS tersebut kurang terkenal dan hanya di gunakan oleh kalangan tertentu saja yang ingin mencari apa yang tidak didapatkan dari Android atau hanya sekedar ingin tampil anti-mainstream menginta Android sudah sangat terlalu umum.

Itulah Kisah Ponsel dari dulu hingga sekarang. Semoga bermanfaat.

Demikianlah artikel kali ini tentang Kisah Ponsel Dari Dulu Sampai Sekarang

Anda sekarang membaca artikel Kisah Ponsel Dari Dulu Sampai Sekarang dengan alamat link https://modifamp.blogspot.com/2015/09/kisah-ponsel-dari-dulu-sampai-sekarang.html