Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN

Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN - Kembali lagi di blog Modifamp, Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan artikel tentang Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN, dan admin telah menyiaplkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan pada Artikel Katekese Iman Katolik, yang kami tulis ini dapat dengan mudah anda pahami. baiklah, tidak usah berlama-lama selamat membaca.

Judul : Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN
link : Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN

Baca juga


Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN

Seri Katekismus
YANG SELALU PERAWAN

Syalom aleikhem.
Sang Perawan Maria dipanggil untuk mengandung Sang Kristus yang menyandang kepenuhan keallahan secara jasmani. Roh Kudus diutus supaya menguduskan rahim Sang Perawan dan membuahinya secara ilahi. Iman dan ajaran Gereja Katolik tentang Maria berakar dalam iman akan Kristus sekaligus menjelaskan iman akan Kristus itu.

Untuk tugas menjadi ibu Sang Putra, Allah telah memilih sejak kekal seorang putri Israel, seorang putri Yahudi dari Nazaret di Galilea, seorang perawan yang bertunangan dengan orang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Sepanjang Perjanjian Lama, panggilan Maria sudah dipersiapkan oleh perutusan wanita-wanita saleh. Kendati tidak taat, sejak awal Hawa sudah diberi janji bahwa ia akan mendapat keturunan yang akan mengalahkan yang jahat (lihat Kej. 3:15). Karena Maria dipilih menjadi bunda Sang Penebus, ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang begitu luhur.

Dalam perkembangan sejarah, Gereja menjadi sadar bahwa Maria yang dipenuhi dengan rahmat oleh Allah (Luk. 1:28) sudah ditebus sejak ia dikandung. Artinya, Maria bebas dari dosa asal. Dan itu diakui oleh dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” yang diumumkan tahun 1854 oleh Sri Paus Pius IX.

Para bapa Gereja Timur menamakan Bunda Allah “Yang Suci Sempurna” (panhagia, harafiah: ‘seluruh kesucian’); artinya dialah yang bersih dari segala noda dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan dijadikan makhluk baru. Karena rahmat Allah pula, Maria bebas dari setiap dosa pribadi selama hidupnya. Karena itu, gelar panhagia tadi tak berlebihan.

Dengan memberikan persetujuannya kepada Sabda Allah, Maria menjadi bunda Yesus. Dengan segenap hati, ia menerima kehendak Allah yang menyelamatkan, tanpa dihalangi satu dosa pun, dan menyerahkan diri seluruhnya sebagai abdi Tuhan.

Maria dinamakan “Bunda Yesus” (Yoh. 2:1; 19:25). Oleh dorongan Roh Kudus, sebelum kelahiran Putranya, ia malah sudah dihormati sebagai “Bunda Tuhan” (Luk. 1:43).

Meskipun Maria telah menjadi ibu, Gereja Katolik mengakui bahwa Maria dengan sesungguhnya – senyata-nyatanya – tetaplah perawan, juga pada waktu kelahiran Putra Allah yang menjadi manusia. Kelahiran Sang Putra Allah tidak mengurangi keutuhan keperawanan Maria, melainkan justru menyucikannya. Karena itu, liturgi Gereja menghormati Maria sebagai “Yang Selalu Perawan” (aeiparthenos).

** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 484 – 499

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sumber https://renunganpagi.blogspot.com/


Demikianlah artikel kali ini tentang Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN

dengan adanya artikel Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN yang admin bagikan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan atau artikel menarik lainnya dan terimaksih telah berkunjung.

Anda sekarang membaca artikel Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN dengan alamat link https://modifamp.blogspot.com/2015/09/seri-katekismus-yang-selalu-perawan.html